Apa tujuan kamu lari? Ingin lebih sehat. Ingin menurunkan berat badan. Supaya lebih segar dan tidak mudah mengantuk. OK. Melawan diabetes. Memudarkan kedukaan akibat ditinggal keluarga yang berpulang. Melawan kanker. Demi kemanusiaan. WOW!! Ada banyak alasan seseorang memutuskan untuk memulai olahraga berlari. Saya sendiri mulai dengan alasan yang sederhana. Menjaga kesehatan, murah, bisa kapan saja dan di mana saja tanpa harus bergantung dengan orang lain. Namun makin kesini saya makin menemukan berbagai alasan seseorang berlari, yang sungguh anti mainstream . Salah satunya berlari untuk berdonasi, seperti yang ditemukan pada pelari NusantaRun, sebuah gelaran yang diusung oleh Yayasan Lari Nusantara. Mungkin karena ketahuan mulai suka berlari, Jumat lalu (30/11/2018) saya diajak seorang teman untuk menghadiri konferensi pers NusantaRun: Chapter 6 di CGV FX Sudirman. Sebelumnya saya hanya dengar sekilas saja tentang event ini. Lalu, ketika acara dibuka dengan pemuta
Kalau saya sekarang tiba-tiba suka lari, sebenarnya saya tidak sedang pindah kuadran. Sejak kecil saya memang sudah menyukai aktivitas lari, termasuk permainan yang ada unsur larinya, seperti petak jongkok dan bentengan. Pada dasarnya saya memang suka lari. Ketika ITB menggelar ultra marathon 2017 lalu, sebenarnya saya ingin ikut berpartisipasi. Tapi kenyataanya, saya masih belum kuat berlari. Saat itu masih sulit bagi saya mengatur waktu latihan, karena masih punya balita pula. Sempat impulsif membeli slot Borobudur Marathon 2017 kategori 10K (karena ada diskon 20%), tapi lagi-lagi tidak berani berangkat karena belum ada modal latihan. Ketika si bungsu lepas masa balita April 2018 lalu, dan dia sudah lebih mandiri, saya pikir saya sudah mulai punya waktu buat lari. Tapi ya ternyata susah juga berkomitmen untuk rutin lari. Lalu menjelang gue usia 40 pada Agustus 2018 lalu, saya berpikir, untuk mulai mencoba sesuatu yang baru. Tergodalah untuk kembali membeli s